09 Desember 2007

Hidup ini layaknya sebuah algoritma

Algoritma suatu kehidupan tak layak bedanya suatu algoritma di dalam suatu sistem komputasi. Ketika kita dihadapkan suatu pilihan untuk menentukan sesuatu yang terbaik maka fungsi pemilihan if bisa kita gunakan dimana: "if (kondisi terpenuhi) then (aksi) else (aksi saat kondisi tak terpenuhi)". Tak hanya fungsi if seperti ini saja yang bisa kita gunakan. Apabila pilihan tersebut menuntut kita mangambil satu taua bahkan lebih dari lebih dari 2 cara maka kuantitas dari if inilah yang tambahkan. Misal:

if (kondisi 1) then (aksi 1)
if (kondisi 2) then (aksi 2)
if (kondisi 3) then (aksi 3) else (aksi 4)

Peta hidup yang telah kita rencanakan pun perlu mempertimbangkan hal ini. Targetan jangka panjang maupun jangka pendek memerlukan pemilihan yang cermat apabila kondisi yang mendukungnya telah terpenuhi namun apabila suatu kondisi telah terpenuhi dan kita mempergunakan aksi dari persyaratan lain maka hasilnya sudah dapat dipastikan akan gagal.

Penggunaan While pun juga demikian. Suatu hal yang dilakukan secara rutin perlu diberhentikan karna jika tidak maka akan terjadi eror pada program termasuk pada program hidup ini. Tak perlu memaksakan apabila kondisi tidak terpenuhi melainkan mengikuti alur dengan berjuang terlebih dahulu kemudian apabila dengan mempergunakan alur tersebut kondisi telah berubah maka kegiatan yang ada di dalamnya bisa kita laksanakan namun apabila kondisi telah habis atau tidak sesuai dengan kondisi perulangan maka kita harus keluar dari sistem tersebut. Misalnya saja keinginan kita untuk menjadi ketua OSIS maka memerlukan proses dulu seperti pernah punya pengalaman organisasi, memiliki pendukung yang banyak, mampu dipercaya & memiliki jiwa kepemimpinan maka apabila proses tersebut telah terpenuhi maka kita berhak menjadi ketua OSIS dan apabila peraturan menyatakan kita keluar karena masa jabatan telah berakhir maka kita harus mau untuk keluar dari jabatan ketua OSIS tersebut.

Kenapa harus ada prototype,driver,dan planing itu pun menjadikan algoritma layaknya suatu perencanaan kemudian dilakukan proses dan perlu untuk dikendalikan. Kemudian diperlukan evaluasi dari ketiganya berdasarkan projek (prj).

Namun sebaliknya kehidupan pun bisa kita masukkan ke dalam suatu algoritma. Hal ini bisa kita temukan dalam lingkup dunia algoritma matematika. misal ada suatu kalimat: Tak ada Gading yang tak Retak maka dapat diimplementasikan
not (for some x gading(x) and not retak(x))
sama saja dengan
not(for some (x)) not (gading(x) or retak(x))
sama saja dengan
for All x (not gading(x) or retak(x))
sama saja dengan
for all x (if gading(x) then retak(x))
jadi dapat disimpulkan
"Semua gading pasti retak"
Validkah pernyataan ini???? Logmat yang menjadi kevalidan suatu pernyataan.